Pada postingan kali ini saya ingin mengajak pembaca untuk merenung. Merenungi kematian yang bisa datang secara tiba-tiba tanpa pengumuman dan pemberitahuan sebelumnya. Renungan ini saya ambil dari buku “TAMU TERAKHIR” tulisan Dr. Khalid Abu Syadi. Oke, Saya ucapkan terimakasih anda telah membaca postingan ini…
Sungguh tamu terakhir kita telah mengirim “telegram” yang menyatakan bahwa waktu kedatangannya telah dekat. Telegram tersebut adalah sebagai berikut..
- Sakit
“Sesungguhnya sang dokter dengan ilmu kedokteran dan obat yang ia miliki, tidak akan mampu untuk menolak kematian yang telah tiba waktunya.
Bagaimana ia mampu menolak kematian padahal ia juga mati karena penyakit yang dahulu ia pernah sukses mengobati penyakit yang membuat ia mati tersebut.
Orang yang mengobati, yang diobati, orang yang membawa obat, yang menjual dan yang membeli semuanya pasti mati.”
- Rambut yang mulai beruban
Beramallah kamu selagi masih muda dan kuat sebelum datang masa dimana rambut mulai beruban dan berubah putih. Jika masa uban sudah tiba maka semua potensi yang kita miliki akan menurun dan berkurang, baik itu kekuatan, keinginan maupun harapan. (Satu bagian kecil nasihat para sahabat Nabi)..
Ketika mendengar nasihat dan hadits-hadits tentang keutamaan-keutamaan beramal, kita sangat ingin melaksanakannya. Tapi, apa daya kita sudah tidak memiliki kekuatan seperti masa muda dahulu.
Saudaraku, ketahuilah, sesungguhnya uban adalah utusan Allah kepada kita, yang bertugas memberitahukan bahwa ajal telah dekat.
- Menghilangnya satu persatu orang-orang yang dikasihi
Coba kita bayangkan, malaikat pencabut nyawa berada disamping kita, yaitu dirumah salah satu saudara kita yang berdekatan dengan rumah kita, dan ia mencabut nyawa saudara kita tersebut. Waktu itu, mungkin saja sang malaikat pencabut nyawa mengubah arah. Ia tidak jadi mencabut nyawa saudara kita tapi mencabut nyawa kita sendiri.
Hal itu sangat mungkin terjadi! Tapi Allah masih kasihan kepada kita. Allah memberikan kesempatan dan memberi umur lebih panjang lagi kepada kita, dengan harapan agar kita sadar dari kelalaian dan menyesali kemaksiatan-kemasiatan yang telah dilakukan kita.
- Sang penasihat yang diam
Sesungguhnya sudah cukup untuk kita kuburan sebagai pengingat dan pemberi nasihat bagi kita semua. Sebenarnya nasihat-nasihat selain itu sudah tidak dibutuhkan lagi. Pernahkah kita mau merenungi nasihat yang diberikan kuburan?? Sudah berapa kali kita melakukan ziarah ke kuburan??
Ketika seseorang pergi kesuatu tempat, pasti ia akan ditanya macam-macam. Siapakah namamu? Apa pekerjaanmu? Berapa umurmu? Bagaimana keadaanmu? Apa aliranmu? Bagaimana pendapatmu tentang hal ini? Namun pertanyaan-pertanyaan seperti ini tidak akan ditemukan di kuburan, di sana Allah hanya akan bertanya satu hal saja, yaitu, ”apa amal kamu?”
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar