Terimakasih telah berkunjung dan membaca diblog saya.
Pada postingan kedua ini saya akan menulis tentang kata “tidak”. Ada apa dengan “tidak”??
Baik langsung menuju ke pembahasan..
“Tidak” tampak seperti sebuah ucapan yang remeh, namun bagi kita kata itu adalah sebuah kata yang paling sulit diucapkan. Kok gitu? Pembaca mau bukti? Baik.. disini akan saya contohkan.
Suatu ketika ada seorang gadis bercerita bahwa masa pacarannya sudah berjalan sepuluh bulan sebelum dia dapat mengatakan “tidak” kepada kekasihnya, bahwa dia “tidak” suka rambutnya dibelai. Ketika mereka pertama bertemu, kekasihnya ingin membelai rambutnya dan bertanya apakah dia suka dibelai, dia menjawab “iya”. Padahal, saat itu sebenarnya yang dia maksud adalah “tidak”, tapi dia pendam, karena dia ingin membahagiakan kekasihnya. Tak lama setelah mereka menikah, dia mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya. Sang suami heran mengapa dia tidak mengatakan sejak awal. Ini adalah contoh kecil yang terjadi disekitar kita. Sengaja saya ambil tentang nuansa cinta karena kita terlahir karena cinta..
Suatu ketika ada seorang gadis bercerita bahwa masa pacarannya sudah berjalan sepuluh bulan sebelum dia dapat mengatakan “tidak” kepada kekasihnya, bahwa dia “tidak” suka rambutnya dibelai. Ketika mereka pertama bertemu, kekasihnya ingin membelai rambutnya dan bertanya apakah dia suka dibelai, dia menjawab “iya”. Padahal, saat itu sebenarnya yang dia maksud adalah “tidak”, tapi dia pendam, karena dia ingin membahagiakan kekasihnya. Tak lama setelah mereka menikah, dia mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya. Sang suami heran mengapa dia tidak mengatakan sejak awal. Ini adalah contoh kecil yang terjadi disekitar kita. Sengaja saya ambil tentang nuansa cinta karena kita terlahir karena cinta..
Apabila kita mengatakan “ya”, padahal kita sebenarnya igin mengatakan “tidak”, lalu kita tidak mengatakannya, ini akan mempengaruhi perasaan harga diri kita. Kita semua kerap mengabaikan kata yang “spele” ini, dan akibatnya kita tetap melakukan hal-hal yang sesungguhnya enggan kita lakukan. Kalau kita tidak mengatakan “tidak”, padahal kita ingin mengatakan “tidak”, maka kita mengerjakan segala hal dengan rasa marah dan benci.
Maka dari itu pembaca, berlatihlah untuk mengatakan “tidak”. Biasakan untuk mengatakan “tidak” jika itu memang “tidak” jangan pernah memaksakan untuk mengatakan “iya”. Pertama, saat kita mengatakan “tidak” untuk sesuatau yang benar, itu memang sedikit terkesan menakutkan. Jangan minta maaf setelah mengatakannya, ucapkan selamat buat diri kita! Esok itu akan lebih mudah. Katakana tidak jika ingin mengatakan tidak, dan kita akan merasa bangga kepada diri kita.
Sekian yang dapat saya tulis semoga bisa bermanfaat..
Saya tunggu komentar anda ya…J
{ 1 komentar... read them below or add one }
sepak jih crong.......
Posting Komentar